Grup yang biasanya sepi
mendadak ramai saat salah satu dari kami ngajak liburan ke luar kota, awalnya
sekilas kayak wacana-wacana yang berulang kali sering terjadi, tapi kali ini
rasanya beda. Ada 9 orang di dalam grup, 4 cowok dan 5 cewek, singkatnya ada 3
cewek sebagai inisiator topik wacana kali ini, mereka udah mikirin ini-itu, ke sini-ke situ. Sebagai seorang yang juga ada digrup itu saya
merasakan tatapan yang tajam dari mereka seraya bilang "yuk ikut
yuk!", jujur, saya tertarik juga dengan topik wacana kali ini namun karena
gak mau repot saya cuma membalas dengan kata "yuk" lalu milih untuk
tetap diam.
Setelah
sempat ramai beberapa hari, grup itu kembali sepi dengan menyisakan topik
liburan ke luar kota, dalam hati saya berkata "wacana
lagi" walaupun sebetulnya sedikit kecewa, karena saya sebetulnya mendukung
wacana itu (tapi diem-diem). Perlahan saya mulai bergerak juga dan ngajak juga
beberapa cowok yang ada digrup itu, paling gak biar topik tentang wacana itu terus
ada di grup. Mengingat kami yang ada digrup itu semua punya jadwalnya
masing-masing jadi wajar agak sulit untuk mengubahnya. Gak berhenti di situ,
kami yang pro akan wacana itu terus berupaya supaya lebih banyak yang tetarik
dan ikut, mulai dari ganti destinasi, nego waktu, share-share lokasi penginapan
sampai tempat wisata. Akhirnya ada 6 orang
(4 cewek & 2 cowok) yang mau ikut rencana kali ini, rencana yang udah lama disusunpun akhirnya terlaksana.
Sabtu, 27 Mei 2023
Sabtu itu saya bangun pagi, siap-siap berangkat dengan tas berisi
barang-barang yang sebelumnya (H-1) disiapkan, walaupun sebetulnya isinya
cuma 3 set pakaian, alat untuk mandi dan laptop beserta aksesorisnya
(jaga-jaga takut ada kerjaan mendadak). Sekitar jam 8:30 saya berangkat dari
rumah dengan niatan sampai lebih awal di titik kumpul (Stasiun
Kebayoran Lama), dari rumah naik Transjakarta turun di halte Velbak sekalian
nyobain skywalk halte Velbak-Statsiun Kebayoran yang katanya bagus. Sesampainya di sana, menurut
saya gak banyak objek merarik yang bisa difoto saat lewat skywalk itu, saya
lebih tertarik foto rangka bangunan skywalknya.
Setelah sekitar 500 meter jalan lewat skywalk itu, sampai juga saya di
titik kumpul yaitu Stasiun Kebayoran Lama, pada mulanya rencana
kami kumpul itu jam 9:00, saya sudah khawatir karena saat saya sampai
dan cek jam ternyata sudah sekitar jam 9:15, telat 15 menit. Namun alih-alih
ditunggu saya malah menunggu, rupanya yang lain masih berstatus OTW alias
masih dijalan, saya akhirnya nunggu mereka di peron sambil lihat kereta arah
lalu lalang. Setidaknya ada 3 kereta ke arah Tanah Abang yang berlalu sejak
saya menunggu, sampai akhirnya yang ditunggu telah tiba dan kami langsung
naik kereta arah Tanah Abang, menuju titik kumpul (check point) selanjutnya
yaitu Stasiun Manggarai.
Karena rumah kami berjauhan, lokasi kumpulpun kami pecah jadi dua, saya dan
2 orang lainnya bertemu di Stasiun Kebayoran, lalu bersama ke Stasiun
Manggrarai, sementara 2 orang lainnya dari rumah langsung ke titik
kumpul ke dua di Stasiun Manggarai. Setibanya saya di Stasiun
Manggarai ternyata kami sudah ditunggu. Saat itu kami baru berlima,
1 orang lagi akan menyusul karena masih berhalangan karena pekerjaan,
setelah itu kami berlima langsung naik kereta menuju kota destinasi wisata kami
berlima yaitu Kota Bogor, rasanya sangat nyaman bisa duduk dari Stasiun
Manggarai sampai Stasiun Bogor, ditambah suasana lorong kereta yang saat itu
relatif sepi jadi bisa sambil selonjoran.
Setibanya di Stasiun Bogor, kami masih harus berkelana lagi
selama kurang lebih 2 jam (menurut google maps) menuju villa reservasi
yang kami booking, namun realita berkata sebaliknya, waktu tempuh
kami menggunakan motor saat itu sampai 4 jam. Sebetulnya wajar sampai 4
jam karena di sela-sela perjalanan kami banyak mampir-mampir dulu, mulai
dari belanja dulu (yup, saya kurang berguna di sesi ini jadi saya skip saja,
intinya saya hanya jadi kurir bawa barang), lalu kami sempat mampir untuk
makan siang dulu di Waroeng Kopi Klotok.
|
Waroeng Kopi Klotok Cisarua
Di tempat ini nuansa jawanya
sangat kental, seperti sedang makan di Jogja padahal ini di Bogor.
Bangunan dan aksesorisnya benar-benar ala-ala Jogja, areanya luas,
ada bangunan utama, halaman belakangnya seperti taman, ada saung,
mushola dan toilet. Disamping itu parkirannya juga luas, apalagi
untuk kami yang cuma bawa motor dan karena waktu itu sedang ada
pemberlakuan one way dipuncak jadi gak banyak juga yang
singgah di sana.
Pas kami sampai, kondisinya
gerimis, untung aja udah sampai parkiran, langsung aja kami masuk ke
bangunan utama, di bangunan utama ada dapur tempat ambil makan minum
dan tempat makan duduk, masuk ke belakang ada halaman luas taman
setelah itu ada saung tempat makan lesehan. Kami taruh
barang dulu di saung baru ambil makan ke dapur, cara penyajiannya di
sini dengan cara prasmanan kayak dikondangan, jadi bebas ambil nasi
dan lauknya sesuka hati, walaupun ada info teks yang ditempel di
dinding kurang lebih isinya begini: "ngambil secukupnya, ingat yang
di belakang".
Tempatnya bikin nyaman, udaranya
sejuk, areanya hijau, setelah selesai makan saya sempet rebahan dulu sampai-sampai gak berasa kalau udah 1 jam di sana.
Takut terlalu sore sampai villa, kami langsung siap-siap lanjut
jalan lagi. Dari jarak yang udah kami tempuh sampai sini, kira-kira
sudah setengah jalan, kami masih harus jalan sekitar 22 km lagi
untuk sampai ke villa tujuan. |
Setelah perjalanan panjang (sekitar 43 km) dengan waktu 4 jam (karena sambil mampir-mampir), akhirnya kami sampai di villa sekitar jam 16:00. Villa yang kami reservasi adalah Villa kota Bunga puncak letaknya di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. Lokasi villa cukup strategis, kami hanya perlu sekitar 20 menit untuk sampai ke lokasi Puncak Pass, area komplek villanya mirip seperti komplek orang kaya, suasananya mirip seperti cluster mewah di daerah Bintaro Jaya. Agak khawatir dengan isi dompet pas awal masuk ke komplek villa, namun ternyata aman, semakin dalam kami masuk ke area komplek, semakin turun kasta perumahannya. Setelah masuk cukup dalam, akhirnya kami sampai di depan villa yang kami pesan, villa yang kami pesan terdiri dari 2 lantai; di lantai 1 ada 1 kamar tidur medium (untuk 2 orang), toilet (ada water heater), dapur (lengkap dengan perabotannya) dan ruang tamu (ada smart TV dan Wi-Fi); sementara di lantai 2 ada 1 kamar tidur medium dan balkon. Dan yang paling penting harganya sesuai dengan yang di aplikasi, sekarang kekhawatiran akan isi dompet jadi hilang, namun karena kondisi area villa semakin ke dalam semakin sepi di pikiran saya muncul kekhawatiran baru akan keamanan kami saat menginap, untungnya masih ada beberapa orang (keluarga) juga yang sewa villa di sekitaran villa yang kami tempati, jadi sedikit merasa aman.
(gambar dari whatsapp) |
Setelah masuk ke dalam villa, ngeliat tatanan barang di ruang
tamu rasanya tangan gatel mau beres-beres, akhirnya setelah semua
barang sudah dimasukin ke dalam villa, saya mulai rombak sedikit formasi
barang di ruang tamu supaya keliatan lebih luas, setelahnya saya langsung
mandi sementara itu para kaum cewek mulai masak-masak, saya bantu do'a aja sambil menunggu makan tiba. Setelah ini itu dan bingung mau ngapain lagi, karena TV
sudah lebih dulu dikuasai para cewek-cewek, akhirnya saya nikmatin
saja hidup dengan duduk di sofa yang ada di pelataran depan rumah sambil
Wi-Fi-an, gak terasa malam pun tiba, suasana di sekitar villa yang kami
tempati sangat sunyi pas malam, banyak villa disekitaran villa kami tidak
berpenghuni, kanan-kiri-depan kosong tidak berpenghuni jadi tidak ada
penerangan dimalam hari selain villa yang kami tempati, untungnya di ujung
blok masih terdapat 1 rumah yang berpenghuni jadi ada sedikit penerangan
tambahan. Semerbak bau Indomie bikin saya masuk ke dalam villa, akhirnya
makan malam yang ditunngu sudah tiba.
Sekitar jam 19:00, saat sedang rebahan di dalam villa tiba-tiba datang
suara motor dari luar dan semakin mendekati villa kami, karena pernasaran
(disamping itu saya juga kurang tenang takut itu adalah maling motor)
saya kembali duduk di sofa pelataran depan rumah. Di luar ada 2 motor dengan
4 orang laki-laki datang, setelah tegur sapa ternyata itu hanya orang-orang
pengurus villa yang datang membuka villa di sebelah kiri villa kami (karena
ada yang booking). Hahaha, saya udah mikir yang gak-gak. Selang 30 menit
setelah villa samping kiri kami disiapkan, datanglah sebuah mobil berisi
keluarga yang menginap juga, malam itupun jadi sedikit lebih terang karena
villa kami bukan lagi satu-satunya yang berpenghuni di baris itu.
Semakin malam, kami ada agenda untuk nyobain jalan-jalan ke Warpat puncak. Sekitar jam 21:00 kami mulai jalan ke Warpat, sementara saya punya misi tersendiri namun sejalan, yaitu jemput orang ke-6 di Stasiun Bogor. Sedikit mengulas ulang, jadi saat pergi, kami baru berlima dari total 6 orang yang ikut. 1 orang lagi akan menyusul setelah pekerjaannya selesai, jadi tugas saya untuk menjemput orang terakhir itu dan titik jemput yang disepakati yaitu Stasiun Bogor. Intinya saya harus berkelana lagi dimalam hari sejauh kurang lebih 40 km untuk menjemput teman saya yang satu itu, selagi teman-teman saya yang lain makan-minum sambil lihat pemandangan di Warpat. Itu semua saya lakukan agar saya bukan satu-satunya cowok di acara itu, ya, dari kelima orang yang saya tulis di atas semuanya adalah cewek kecuali saya.
Ternyata berkelana sendiri di malam hari itu gak begitu buruk. Jam 21:00 saya mulai motoran lagi dari arah puncak ke Stasiun Bogor, walapun tampak jauh (memang jauh) tapi jalan-jalan nurunin bukit di daerah yang asing bagi saya itu ternyata menyenangkan, sedikit was-was akan begal dan diliputi dingin malam kala itu buat saya mau ngebut tapi kedinginan, mau pelan takut dibegal. Hahaha. Jalan turunan yang ngeliuk-liuk itu jadi ciri khas daerah puncak Bogor, beberapa kali saya nepi ke pinggir jalan untuk cek Google Maps, lalu kembali jalan lagi. Gak terasa saya udah ngelewatin titik-titik yang gak asing bagi saya kayak Masjid Atta'Awun, Kebun Teh Puncak, Gunung Mas, Pertigaan Taman Safari, Waroeng Kopi Klotok tempat kami istirahat pas perjalanan pergi, lalu lewat juga Cimory Dairyland, Pasar Ciawi, Kebun Raya Bogor, dan akhirnya sampai tujuan di Stasiun Bogor. Sekitar jam 22:37 saya sampai tujuan, tercatat 1 jam 36 menit perjalanan oleh linimasa Google Maps, setelah sampai saya parkir motor di alun-alun Kota Bogor, karena teman yang ditunggu masih dalam perjalanan menuju Stasiun Bogor, jadi saya sempatkan jalan-jalan dulu di sekitaran alun-alun. |
Kondisi di sekitaran alun-alun kota saat itu terbilang masih ramai, entah karena waktu itu adalah malam Minggu atau memang seperti biasanya seperti itu. Saat saya sampai, area alun-alun sudah ditutup, namun masih ada beberapa orang yang duduk-duduk di area dalam alun-alun. Jajanan disekitaran alun-alun pun banyak yang sudah tutup, digantikan oleh abang-abang tukang pecel lele dan nasi goreng. Setelah keliling muter-muter akhirnya sekitar jam 23:00 teman saya sampai di Stasiun Bogor, kami (berdua)pun langsung bergegas kembali motoran menuju villa tempat kami menginap, yup, 40 km untuk yang ketiga kalinya. Hahaha.
Minggu, 28 Mei 2023
Jam 1:00 dini hari kami berdua sampai di Villa, normalnya setelah perjalanan panjang badan akan terasa capek, terlebih lagi saya belum sempat istirahat yang layak semenjak pertama kali sampai di villa. Namun mungkin karena efek pikiran yang sedang bahagia, saya gak berasa capek maupun ngantuk waktu itu dan ternyata saya gak sendirian, pagi dini hari waktu itu, semuanya masih terjaga, belum ada yang tidur, masih sibuk ngomongin ini-itu. Kilas balik ke sore hari kemarin saat kami berlima sampai di villa, kami sempat bahas soal pembagian kamar untuk tidur, kesepakatannya waktu itu adalah para cowok tidur di ruang tamu, sementara para cewek tidur di kamar, tapi realitanya kebalik, kamar tidur justru hanya jadi tempat untuk taruh barang-barang, sementara para cewek lebih milih untuk tidur di ruang tamu.
(kamar tidur pribadi saya) |
Gak mau ambil pusing akhirnya saya ambil kamar tidur yang kosong untuk rebahan, setelah jungkir balik sana-sini saya kunjung ngantuk, akhirnya saya balik lagi ke ruang tamu ikutan (nimbrung) ngombrol bareng. Obrolan dini hari itu walaupun tidak seramai obrolan kami biasanya namun tetap mengalir sampai sekitar jam 3 saya mulai ngantuk dan langsung pergi ke kamar lagi.
Saya bangun lagi jam 5:30, entah sampai kapan mereka ngobrol setelah saya tidur, tapi yang pasti pas saya bangun sebagian masih pada tidur. Udara di sana sangat dingin pagi itu, wajarnya orang yang bukan asli daerah sana seperti saya menggunakan pakaian berlapis atau serba tebal guna menghindari hawa dinginnya, namun kayaknya itu gak berlaku buat teman saya yang satu itu, dengan santainya dia hanya pakai selembar kaos dan celana pendek saat tidur, dan yang lucunya dia tidur dengan mengunbar-umbar perut one-packnya, tentunya kami yang bangun lebih awal jadi punya objek bercandaan baru. Hal tersebut akan selalu dikenang di dalam grup kami sebagai kenang-kenangan kala itu. Hahaha.
Biasanya saya langsung tidur lagi setelah ibadah, namun berhubung ini sedang liburan saya mau coba jogging keliling area villa. Setelah siap-siap, sudah pakai celana training dan baju untuk lari, pas mau keluar pintu dan coba buka pintu, angin dari luar langsung menyembur saya, seketika badan jadi merinding, niat jogging sayapun hilang dan lanjut tidur lagi.
Bagian selanjutnya menyusul, mikir dulu…
Senin, 29 Mei 2023
Menyusul…
Saya mohon maaf karena
sebagian gambar adalah hasil copy karena saya tidak ada dokumentasi
fotonya 🙏, namun
gambar-gambar tersebut saya tetap seleksi sebelum paste supaya relate
dengan aslinya, mungkin gak 100% sama tapi paling gak mendekati aslinya.
Sumber Gambar:
- Waroeng Kopi Klotok :
https://goo.gl/maps/mYuoNQbHSbpC7Nd66
- Villa: https://wa.me/p/6197682660297489/6287721201164
Komentar
Posting Komentar